Bismillahir rohmaanir rohiim..
Assalamu'alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh..
“Aku Belum Berjilbab, Karena…”
1. “Hatiku masih belum mantap untuk berjilbab. Jika hatiku sudah mantap,
aku akan segera berjilbab. Lagipula aku masih melaksanakan shalat,
puasa dan semua perintah wajib kok..”
Wahai saudariku… Sadarkah engkau, siapa yang memerintahmu untuk
mengenakan jilbab? Dia-lah Allah, Rabb-mu, Rabb seluruh manusia, Rabb
alam semesta. Engkau telah melakukan berbagai perintah Allah yang
berpangkal dari iman dan ketaatan, tetapi mengapa engkau beriman kepada
sebagian ketetapan-Nya dan ingkar terhadap sebagian yang lain, padahal
engkau mengetahui bahwa sumber dari semua perintah itu adalah satu,
yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Seperti shalat dan amalan lain yang senantiasa engkau kerjakan, maka
berjilbab pun adalah satu amalan yang seharusnya juga engkau perhatikan.
Allah Ta’ala telah menurunkan perintah hijab kepada setiap wanita
mukminah. Maka itu berarti bahwa hanya wanita-wanita yang memiliki iman
yang ridha mengerjakan perintah ini. Adakah engkau tidak termasuk ke
dalam golongan wanita mukminah?
Ingatlah saudariku, bahwa sesungguhnya keadaanmu yang tidak berjilbab
namun masih mengerjakan amalan-amalan lain, adalah seperti orang yang
membawa satu kendi penuh dengan kebaikan akan tetapi kendi itu
berlubang, karena engkau tidak berjilbab.
Janganlah engkau sia-siakan amal shalihmu disebabkan orang-orang yang
dengan bebas di setiap tempat memandangi dirimu yang tidak mengenakan
jilbab. Silakan engkau bandingkan jumlah lelaki yang bukan mahram yang
melihatmu tanpa jilbab setiap hari dengan jumlah pahala yang engkau
peroleh, adakah sama banyaknya?
2. “Iman kan letaknya di hati. Dan yang tahu hati seseorang hanya aku dan Allah.”
Duhai saudariku…Tahukah engkau bahwa sahnya iman seseorang itu terwujud
dengan tiga hal, yakni meyakini sepenuhnya dengan hati, menyebutnya
dengan lisan, dan melakukannya dengan perbuatan?
Seseorang yang beramal hanya sebatas perbuatan dan lisan, tanpa disertai
dengan keyakinan penuh dalam hatinya, maka dia termasuk ke dalam
golongan orang munafik. Sementara seseorang yang beriman hanya dengan
hatinya, tanpa direalisasikan dengan amal perbuatan yang nyata, maka dia
termasuk kepada golongan orang fasik. Keduanya bukanlah bagian dari
golongan orang mukmin.
Karena seorang mukmin tidak hanya meyakini dengan hati, tetapi dia juga
merealisasikan apa yang diyakininya melalui lisan dan amal perbuatan.
Dan jika engkau telah mengimani perintah jilbab dengan hatimu dan engkau
juga telah mengakuinya dengan lisanmu, maka sempurnakanlah keyakinanmu
itu dengan bersegera mengamalkan perintah jilbab.
3. “Aku kan masih muda…”
Saudariku tercinta… Engkau berkata bahwa usiamu masih belia sehingga
menahanmu dari mengenakan jilbab, dapatkah engkau menjamin bahwa esok
masih untuk dirimu? Apakah engkau telah mengetahui jatah hidupmu di
dunia, sehingga engkau berkata bahwa engkau masih muda dan masih
memiliki waktu yang panjang? Belumkah engkau baca firman Allah ‘Azza wa
Jalla yang artinya,
“Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, jika kamu sesungguhnya mengetahui.” (Qs. Al-Mu’minuun: 114)
“Pada hari mereka melihat adzab yang diancam kepada mereka, (mereka
merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang
hari. (Inilah) waktu pelajaran yang cukup.” (Qs. Al-Ahqaaf: 35)
Tidakkah engkau perhatikan tetanggamu atau teman karibmu yang seusia
denganmu atau di bawah usiamu telah menemui Malaikat Maut karena
perintah Allah ‘Azza wa Jalla? Tidakkah juga engkau perhatikan si
fulanah yang kemarin masih baik-baik saja, tiba-tiba menemui ajalnya dan
menjadi mayat hari ini? Tidakkah semua itu menjadi peringatan bagimu,
bahwa kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sekarat atau pun
orang yang lanjut usia?
Dan Malaikat Maut tidak akan memberimu penangguhan waktu barang sedetik
pun, ketika ajalmu sudah sampai. Setiap hari berlalu sementara akhiratmu
bertambah dekat dan dunia bertambah jauh. Bekal apa yang telah engkau
siapkan untuk hidup sesudah mati? Ketahuilah saudariku, kematian itu
datangnya lebih cepat dari detak jantungmu yang berikutnya. Jadi
cepatlah, jangan sampai terlambat…
4. “Jilbab bikin rambutku jadi rontok…”
Sepertinya engkau belum mengetahui fakta terbaru mengenai ‘canggih’nya
jilbab. Dr. Muhammad Nidaa berkata dalam Al-Hijaab wa Ta’tsiruuha ‘Ala
Shihhah wa Salamatus Sya’ri tentang pengaruh jilbab terhadap kesehatan
dan keselamatan rambut,
“Jilbab dapat melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah
membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan
menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut.
Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam. Sebagaimana juga udara
luar (oksigen) dan hawa tidaklah berperan dalam pertumbuhan rambut.
Karena bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal dengan
sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel kornea (yang tidak
memiliki kehidupan).
Ia akan terus memanjang berbagi sama rata dengan rambut yang ada di
dalam kulit. Bagian yang aktif inilah yang menyebabkan rambut bertambah
panjang dengan ukuran sekian millimeter setiap hari. Ia mendapatkan
suplai makanan dari sel-sel darah dalam kulit.
Dari sana dapat kita katakan bahwa kesehatan rambut bergantung pada
kesehatan tubuh secara umum. Bahwa apa saja yang mempengaruhi kesehatan
tubuh, berupa sakit atau kekurangan gizi akan menyebabkan lemahnya
rambut.
Dan dalam kondisi mengenakan jilbab, rambut harus dicuci dengan sabun
atau
shampo dua atau tiga kali dalam sepekan, menurut kadar lemak pada
kulit kepala. Maksudnya apabila kulit kepala berminyak, maka hendaklah
mencuci rambut tiga kali dalam sepekan. Jika tidak maka cukup mencucinya
dua kali dalam sepekan. Jangan sampai kurang dari kadar ini dalam
kondisi apapun. Karena sesudah tiga hari, minyak pada kulit kepala akan
berubah menjadi asam dan hal itu akan menyebabkan patahnya batang
rambut, dan rambut pun akan rontok.”
(Terj. Banaatunaa wal Hijab hal.
66-67) Semoga bermanfaat untuk kita semua ...
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك
(¯`v´¯)(¯`v´¯)`•.¸AAMIIN¸.•`( ¯`v´¯)(¯`v´ ¯)
`•.¸.•`.`•.¸.•`_SUBHANALLOH_`•.¸.•`.`•.¸ .•`
(¯`v´¯).•♥•.¸.•*¨).••♥•♥••.(¸. •´.•♥•.(¯`v´¯)
`•.¸.•`_¶**¶_____________¶**¶_ __`•.¸.•`
___________*¶*___*¶*_____*¶*__ __*¶*
__________*¶*_______*¶*¶*_____ ___*¶*
_________*¶*__________*_______ ____*¶*
_________*¶*__________________ ____*¶*
_________*¶*________ اﷲ___ اﷲ______*¶*
__________*¶*_________________ ___*¶*
___________*¶*________________ _ _*¶*
_____________*¶*_____*____*___ *¶*
______________*¶*____________* ¶ *
________________*¶*________*¶*
__________________*¶*____*¶*
____________________*¶_*¶*
______________________*¶
♥•*¨*•♥•*¨*•♫♥•* Thufail Na'im Ar'Syahid *•♥♫•*¨*•♥•*¨*•♥
Insya Alloh Bersambung => Bag III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar