" Taubatan Nasuha * Hati adalah Cermin *
" Taubatan Nasuha * Hati adalah Cermin *
•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*♥•♥*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِارَّحْمَنِ ارَّحِيم
Hidup
tak ubahnya seperti menelusuri jalan setapak yang becek di tepian
sungai nan jernih. Kadang orang tak sadar kalau lumpur yang melekat di
kaki, tangan, badan, dan mungkin kepala bisa dibersihkan dengan air
sungai tersebut. Boleh jadi, kesadaran itu sengaja ditunda hingga tujuan
tercapai.
Tak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa.
Selalu saja ada debu-debu lalai yang melekat. Sedemikian lembutnya,
terlekatnya debu kerap berlarut-larut tanpa terasa. Di luar dugaan, debu
sudah berubah menjadi kotoran pekat yang menutup hampir seluruh tubuh.
Itulah keadaan yang kerap melekat pada diri manusia.
Diamnya seorang manusia saja bisa memunculkan salah dan dosa.
Terlebih ketika peran sudah merambah banyak sisi: keluarga, masyarakat,
tempat
kerja, organisasi, dan pergaulan sesama teman. Setidaknya, akan ada
gesekan atau kekeliruan yang mungkin teranggap kecil, tapi berdampak
besar.
Belum lagi ketika kekeliruan tidak lagi bersinggungan secara
horisontal atau sesama manusia. Melainkan sudah mulai menyentuh pada
kebijakan dan keadilan Allah swt. Kekeliruan jenis ini mungkin saja
tercetus tanpa sadar, terkesan ringan tanpa dosa; padahal punya delik
besar di sisi ALLAH ...
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam.
pernah menyampaikan nasihat tersebut melalui Abu Hurairah r.a.
“Segeralah melalukan amal saleh. Akan terjadi fitnah besar bagaikan
gelap malam yang sangat gulita. Ketika itu, seorang beriman di pagi
hari, tiba-tiba kafir di sore hari. Beriman di sore hari, tiba-tiba
kafir di pagi hari. Mereka menukar agama karena sedikit keuntungan
dunia.” (HR. Muslim)
Saatnyalah seseorang merenungi diri untuk
senantiasa minta ampunan ALLAH . Menyadari bahwa siapa pun yang bernama
manusia punya kelemahan, kekhilafan. Dan istighfar atau permohonan
ampunan bukan sesuatu yang musiman dan jarang-jarang. Harus terbangun
taubat yang sungguh-sungguh.
Secara bahasa, taubat berarti
kembali. Kembali kepada kebenaran yang dilegalkan ALLAH. dan diajarkan
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam Taubat merupakan upaya seorang
hamba menyesali dan meninggalkan perbuatan dosa yang pernah dilakukan
selama ini.
Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam. pernah ditanya seorang sahabat,
“Apakah penyesalan itu taubat ?” Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam.
menjawab, “Ya.” (HR. Ibnu Majah)
Amr bin Ala pernah mengatakan, :
“Taubat
nasuha adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu
mencintainya.” Taubat dari segala kesalahan tidak membuat seorang
manusia terhina di hadapan Tuhannya. Justru, akan menambah kecintaan dan
kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya. Karena Allah sangat mencintai
orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri.
ALLAH Azza Wa Jalla .Befirman :
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)
Taubat
dalam Islam tidak mengenal perantara. Pintu taubat selalu terbuka luas
tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi
hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti terungkap dalam
hadis riwayat Imam Muslim dari Abu musa Al-Asy`ari. “Sesungguhnya Allah
membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang
berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari terbit dari barat.”
Karena
itu, merugilah orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan
membiarkan dirinya terus-menerus melampaui batas. Padahal, pintu taubat
selalu terbuka. Dan sungguh, Allah akan mengampuni dosa-dosa semuanya
karena Dialah yang Maha Pengampun lagi Penyayang.
Orang
yang mengulur-ulur saatnya bertaubat tergolong sebagai Al-Musawwif.
Orang model ini selalu mengatakan, “Besok saya akan taubat.” Ibnu Abas
r.a. meriwayatkan, berkata Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam.
“Binasalah orang-orang yang melambat-lambatkan taubat (musawwifuun).”
Dalam surat Al-Hujurat ayat 21, ALLAH. berfirman:
“Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, mereka itulah orang-orang yang zalim.“
Abu Bakar pernah mendengar ucapan Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam.,
“Iblis
berkata, aku hancurkan manusia dengan dosa-dosa dan dengan
bermacam-macam perbuatan durhaka. Sementara mereka menghancurkan aku
dengan Laa ilaaha illaahu dan istighfar. Tatkala aku mengetahui yang
demikian itu aku hancurkan mereka dengan hawa nafsu, dan mereka mengira
dirinya berpetunjuk.”
Namun, taubat seorang hamba Allah tidak
cuma sekadar taubat. Bukan taubat kambuhan yang sangat bergantung pada
cuaca hidup. Pagi taubat, sore maksiat. Sore taubat, pagi maksiat.
Sedikit rezeki langsung taubat. Banyak rezeki kembali maksiat.
Taubat
yang selayaknya dilakukan seorang hamba Allah yang ikhlas adalah dengan
taubat yang tidak setengah-setengah. Benar-benar sebagai taubat nasuha,
atau taubat yang sungguh-sungguh.
Karena itu, ada syarat buat
taubat nasuha. Antara lain, segera meninggalkan dosa dan maksiat,
menyesali dengan penuh kesadaran segala dosa dan maksiat yang telah
dilakukan, bertekad untuk tidak akan mengulangi dosa. Selain itu, para
ulama menambahkan syarat lain. Selain bersih dari kebiasaan dosa, orang
yang bertaubat mesti mengembalikan hak-hak orang yang pernah dizalimi.
Ia juga bersegera menunaikan semua kewajiban-kewajibannya terhadap ALLAH
. Bahkan, membersihkan segala lemak dan daging yang tumbuh di dalam
dirinya dari barang yang haram dengan senantiasa melakukan ibadah dan
mujahadah.
Hanya ALLAH-lah yang tahu, apakah benar seseorang
telah taubat dengan sungguh-sungguh. Manusia hanya bisa melihat dan
merasakan dampak dari orang-orang yang taubat. Benarkah ia sudah meminta
maaf, mengembalikan hak-hak orang yang pernah terzalimi, membangun
kehidupan baru yang Islami, dan hal-hal baik lain. Atau, taubat hanya
hiasan bibir yang terucap tanpa beban.
Hidup memang seperti
menelusuri jalan setapak yang berlumpur dan licin. Segeralah mencuci
kaki ketika kotoran mulai melekat. Agar risiko jatuh
berpeluang kecil. Dan berhati-hatilah, karena tak selamanya jalan mendatar...
ALLAH Azza Wa Jalla .Befirman :
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu serta kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa.” (Ali ‘Imran: 133)
”Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi
dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar
di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya
Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At Tahrim : 8)
Wallahu 'alam Bishawab •♥•*¨*•ﷲ¸¸.•*¨*• hamba ﷲ:•*¨*•:♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ
Demikian ..semoga Tauzhiyah Singkat ini bermanfaat bagi kita semua...
(¯`v´¯) ♥ Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥(¯`v´¯)
`·.¸.·`(´'`v´'`)♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥(´'` v´'`)`·.¸. ·`
..♥♥..♥`•.¸.•´(¯`v´¯)(¯`v´¯)`•.¸.•´♥..♥♥..
*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸¸.•*´¨`*•.¸ ¸.•*´¨`*•.
♥•*¨*•♥•*¨*•♫♥•* Thufail Na'im Ar'Syahid *•♥♫•*¨*•♥•*¨*•♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar